Seorang Pengemis Cacat Dipermalukan Oleh Seorang Wanita Kaya, 10 Tahun Kemudian Pengemis Itu Mengirim Sebuah ＂Bingkisan＂

Ketika miskin lalu masih dipermalukan.. Apa yang anda akan lakukan?

Seorang pengemis cacat yang buntung sebelah lengannya, masuk ke halaman rumah hendak meminta sedekah.

Wanita sang empunya rumah berkata, "Tolong pindahkan tumpukan batu bata ini ke halaman belakang". Pengemis itu pun menggerutu berkata, "Aku hanya memiliki sebelah tangan, engkau masih tega-teganya menyuruh aku memindahkan batu bata? Ini namanya penghinaan! Mentang-mentang kaya, jangan sombong deh!"

Wanita itu kemudian sengaja memindahkan sebuah batu bata dengan menggunakan sebelah tangan saja, lalu berkata, "Lihat! Siapa bilang perlu dua belah tangan untuk memindahkannya?"

Sang pengemis menghabiskan 2 jam untuk memindahkan seluruh tumpukan batu bata tersebut. Wanita itu kemudian memberikan sebuah handuk dan uang 100 dollar. Sang pengemis menerima uang tersebut sambil mengalirkan air mata.

10 tahun kemudian, seorang pria berstelan jas rapi memasuki halaman rumah yang sama. Dengan sebelah tangannya, ia menyalami wanita tua, sang pemilik rumah tersebut. Pria itu berkata, "Nyonya, kalau bukan karena anda, saya masihlah seorang pengemis yang meminta-minta di jalanan. Namun sekarang saya telah menjadi seorang direktur perusahaan." Sang wanita tua sudah tidak mengenalinya lagi, namun ia berkata, "Ah, itu semua hasil jerih payahmu sendiri." Direktur berlengan buntung itu mengundang sang wanita tua dan seisi keluarganya untuk bersama-sama dengannya pergi ke kota. Ia hendak menghidupi mereka dengan kehidupan yang mewah. Namun sang wanita menolaknya sambil berkata, "Tidak pantas kami sekeluarga memperoleh perlakuan yang istimewa seperti itu, kami semuanya memiliki sepasang tangan."

Kisah ini hendak mengatakan bahwa "pemberian kita bersifat sementara". Apabila kita justru memberi kail dan mengajar sesorang memancing daripada langsung memberinya ikan, orang tersebut akan lebih menyelami "makna" dari pemberian tersebut serta belajar menghargainya di kemudian hari. Pengemis ini memperoleh pelajaran yang berharga dalam hidupnya, itulah sebabnya ia dapat belajar membagikan berkat yang ia peroleh kepada orang lain.